d'554 generation

the next generation moslem in the world

be a Pementor?? ?

Masa perkuliahan yang relatif singkat menyebabkan mahasiswa muslim hanya memperoleh pendidikan agama hanya 2 sks selama masa perkuliahan. Hal ini dirasa kurang cukup untuk memenuhui kebutuhan. Mengingat bekal ilmu agama yang dan etika sangatlah penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan. Untuk itu perlu adanya sarana atau kegiatan yang membantu mahasiswa untuk belajar mengenal atau mempelajari hal-hal mengenai agamanya. Departemen mentoring FOSIMMIK menfasiltasinya dengan kegiatan yang di adakan selama 1 semester ataupun selama masa perkuliahan.
 
Mentoring adalah kegiatan berkelanjutan yang terdiri dari perangkat-perangkat pembinaan dengan mengoptimalkan segenap aspek jasadiyah, ruhyah, akal serta aspek lainnya yang berfungsi untuk membentuk pribadi yang benar aqidahnya, ibadahnya, dan berakhlak yang baik dalam pergaulan masyarakat serta merujuk Al-Quran dan Sunah Rosul sebagai pedoman hidupmya. 
 
Mentoring dilaksanakan minimal selama 1 semester pada semester 1 dengan sasaran mahasiswa baru dan maksimal selama hidup kita, karena sesungguhnya perintah menuntut ilmu itu sampai sepanjang hayat. Badan Pengelola Mentoring Agama Islam Universitas Diponegoro (BPMAI UNDIP) memiliki Jargon“Mentoring Spirit Never Ends” 
 
Sistem pengelolaan mentoring adalah terpusat pada BPMAI UNDIP meskipun tidak menutup kemungkinan adanya kreatifitas dari masing-masing fakultas atau jurusan sesuai dengan medan dakwahnya.
 
Ilmu keperawatan UNDIP yang dimayoritasi akhwat terus berjuang menghasilkan pementor-pementor ikhwan, yang sementara ini pementor ikhwan selalu impor dari fakultas lain. sebuah ujian kah ini?? hanya Allah SWT yang tahu hal itu, sebagai hambanya kita harus selalu berusaha,dalam dunia mentoring FOSIMMIK kita harus selalu berusah mencetak pementor-pementor yang mampu membawa nuansa baru di PSIK.
siapkah kita menjadi pementor???

Sebuah upaya bersama menuju kampus islami membutuhkan perjuangan yg itqon dan istimror, Mentoring adalah sebuah wasilah dakwah yg memiliki spektrum luas pencapaian syaksiyah islamiyah wa mutakalimah Maba dan PEMENTOR adalah ujung tombak wasilah dakwah ini....Maka Go Pementor ILMU KEPERAWATAN...Kuatkan Azzammu untuk memberikan seluruh relung jiwamu untunk adik-adik mentor, karena mereka adalah Ruh baru yang mengalir di jantung umat ini dan para pementor harus menghidupkan jantung itu hidup dengan Al-Quran dan As-sunah..
 
 
Kita pasti bisa saudaraku...
gagal atau diterimannya kita sebagai pementor itu adalah urusan nanti yang penting niat untuk berdakwah melalui mentoring itu yang penting, gagal gelombang I kita ikut remidi, gagal lagi remidi, kita ikut gelombang II di masjid diponegoro peleburan 8-9 Mei 2010, gagal lagi kita ikut remidi gelombang II maka kita dapat mencoba tahun depan dengan terus menimba ilmu, meningkatkan iman dan taqwa kita pada Allah Azza Wajjala...

go Pementor Keperawatan Ilmu Keperawatan..
sesungguhnya bersama prasangka hambanya.......
wallahu alam bisshawab...

ba'da ashar disudut kamar kos yang kecil..
10 jumadil awal 1431 H.

Sabar Menghadapi Cobaan

 Sabar Menghadapi Cobaan

saudaraku,
Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan sedang menguji kita?

Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Tuhan. Jarang sekali kalau kita dapat rahmat melimpah dan kebahagiaan kita teringat bahwa itu pun merupakan ujian dan cobaan dari Tuhan. Ada di antara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya.

Bukankah Tuhan tidak pernah memberikan beban yang melampui kemampuan manusia? Jadi jika kita menghadapi suatu masalah hadapilah masalah tersebut dengan penuh kepasrahan kepada-NYA. Hanya karena Dia-lah segala sesuatu ada dan tidak ada.

Setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Tuhan. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup
kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut nilai kita  jelek kita bersedia mulai dari berbuat curang , mencontek, kerja sama, sampai dengan membohongi dosen??

Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan berbagi rejeki kepada sesama?

Bersabarlah. Karena orang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia Tuhan.

Memang tidak mudah menjadi orang sabar, biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, “Yah.. Sabar kan ada batasnya.” Atau lidah kita berseru, “Sabar sih sabar.. Saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?” Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri.

Karena kita semua adalah adalah milik Tuhan dan kepadaNya-lah kita akan kembali.

Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa, kita berasal dari-Nya, dan baik suka maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Tuhan, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Tuhan.

Apakah kita rela bila handphone yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri atau hadiah dari orang tua tiba-tiba hilang?

Apakah kita menjadi iri dan dengki kita bila melihat tetangga kita sudah  membeli HP baru, Laptop baru atau malah rumah  baru?

Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan?

Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Bila kita mampu mengingat dan mengerti arti kalimat tersebut, di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Tuhan akan memberikan “hadiah” yang setimpal di hari penghakiman nanti.

Sudah siapkah kita menerima “hadiah” yang akan di berikan oleh Tuhan di hari penghakiman nanti,saudaraku??


Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan. Perhatikalah riwayat ini.

“Artinya : Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya  juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”.

Isnadnya shahih, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172

“Artinya : Dari Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.’Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi’. Beliau berkata :’Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami’. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab.’Para nabi. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.’Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan”. (Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby

Allah SWT berfirman dalam ayatnya:
“Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Baqarah : 177).

“Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (An-Nahl : 96).

“Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Az-Zumar : 10).

bersabarlah saudaraku,
wallahu alam bisshawab..

http://yanuar.kutakutik.or.id